Pertamina Gandeng Perancis Kembangkan Bahan Bakar E-fuels

Ida Farida
Jun 04, 2025

Pertamina mengembangkan bahan bakar sintetis e-fules. Foto: dok. Pertamina

KOSADATA — Indonesia mulai menapaki jalur baru dalam transisi energi bersih. PT Pertamina NRE resmi menjalin kolaborasi dengan perusahaan asal Perancis, MGH Energy, untuk mengembangkan e-fuels, bahan bakar sintetik berbasis energi terbarukan. 

 

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman dalam Forum Bisnis Indonesia-Perancis pada 28 Mei 2025 lalu.

 

CEO Pertamina NRE, John Anis, menyebutkan bahwa pengembangan e-fuels selaras dengan target agresif pemerintah dalam memperluas pemanfaatan listrik dari energi baru terbarukan (EBT). 

 

"Indonesia memiliki potensi sumber daya terbarukan yang sangat besar, dari energi surya hingga hidro, yang bisa menjadi fondasi bagi produksi e-fuels berskala industri," ujar John dalam keterangan resminya, Rabu, 4 Juni 2025.

 

E-fuels yang dimaksud di antaranya e-metanol dan eSAF (e-sustainable aviation fuel). E-metanol merupakan metanol yang dihasilkan dari kombinasi hidrogen melalui proses elektrolisis air berbasis energi terbarukan dan karbondioksida yang ditangkap dari atmosfer. Bahan bakar ini umum digunakan untuk industri pelayaran dan kimia.

 

Sementara eSAF adalah bahan bakar pesawat sintetik yang diproduksi dengan memanfaatkan listrik dari sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan air. Jenis bahan bakar ini digadang-gadang menjadi solusi transisi energi untuk sektor penerbangan yang dikenal sulit didekarbonisasi.

 

John Anis menambahkan, kolaborasi strategis ini tak hanya menghadirkan solusi inovatif bagi dekarbonisasi sektor transportasi, tetapi juga membuka peluang transfer teknologi serta percepatan bauran EBT di Indonesia.

 

Secara global, tren e-fuels telah menjadi agenda utama berbagai negara. Jerman, misalnya, telah mengoperasikan pabrik e-fuel skala industri di Patagonia. Jepang dan Amerika Serikat pun turut mendorong riset dan insentif fiskal bagi pengembangan eSAF.

 

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan komitmen perusahaan dalam transisi menuju energi bersih. "Kami mengapresiasi langkah Pertamina NRE yang proaktif mencari terobosan dalam energi baru terbarukan. Pengembangan energi bersih ini diharapkan memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat, peningkatan ekonomi, serta pencapaian target net zero emission pemerintah," ujar Fadjar.

 

MGH Energy sendiri dikenal sebagai perusahaan Perancis yang fokus mengembangkan bahan bakar rendah karbon untuk transportasi maritim dan udara. Mereka merancang berbagai proyek substitusi bahan bakar fosil dengan bahan bakar sintetik terbarukan seperti e-metanol dan e-jet.

 

Ke depan, dukungan regulasi, insentif fiskal, investasi infrastruktur, serta peningkatan kapasitas SDM dinilai menjadi kunci keberhasilan pengembangan e-fuels di tanah air. Jika dikelola optimal, Indonesia diprediksi bisa menjadi salah satu pusat produksi bahan bakar bersih terbesar di ASEAN, sekaligus memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor ke pasar global.

 

Pertamina sebagai pemimpin transisi energi nasional juga terus mendorong program-program berbasis Sustainable Development Goals (SDGs) serta penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnisnya.***

Related Post

Post a Comment

Comments 0