Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung (kiri). Foto: ist
KOSADATA — Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, membagikan kisah dan refleksi pribadinya dalam menjaga integritas sebagai pejabat publik di tengah godaan kekuasaan dan anggaran jumbo.
Dengan anggaran daerah yang mencapai Rp91,2 triliun tahun ini dan diproyeksikan naik menjadi Rp94 triliun pada 2026, Pramono mengaku harus memproteksi diri dari potensi korupsi—dengan sistem dan kesadaran pribadi.
“Jakarta ini anggarannya 91 triliun, tahun depan 94 triliun. Pasti semua orang ngiler. Maka saya harus memproteksi diri saya sendiri,” ujar Pramono saat rapat koordinasi pemberantasan korupsi, Kamis, 10 Juli 2025.
Ia menekankan pentingnya transparansi dan penguatan sistem sebagai tameng dari godaan kekuasaan. Salah satu contohnya, kata dia, adalah pembenahan proses Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang selama ini rawan menjadi celah korupsi.
“Saya minta semua yang off balance sheet, dana-dana yang tidak tercantum di APBD, dibuka semua,” tegas Pramono. Ia merujuk pada kasus pengurusan izin KLB untuk gedung Nusantara Hotel Pullman yang mandek selama 12 tahun. Setelah sistem diperbaiki dan transparansi ditegakkan, izin tersebut rampung hanya dalam satu minggu, dengan kontribusi Rp480 miliar masuk ke kas daerah sesuai appraisal resmi.
Pramono mengaku pengalamannya selama puluhan tahun di pemerintahan menjadi bekal penting dalam membangun ketahanan moral. Ia pernah menjabat sebagai anggota DPR, pimpinan badan anggaran, sekretaris presiden, menteri dua periode, hingga kini Gubernur Jakarta.
“Begitu sekali tergoda, selamanya akan tergoda. Saya sudah selesai dengan diri saya sendiri,” ujarnya.
Ia juga menolak membawa orang luar sebagai pejabat di lingkungan Pemprov DKI. “ASN satu pun saya tidak bawa dari luar. Saya percaya tim yang sudah ada,” ucapnya.
Pramono mengingatkan bahwa ujian terberat pejabat publik justru datang saat keputusan-keputusan strategis melibatkan posisi dan uang. Ia menyebut pengangkatan pejabat melalui Keputusan Presiden yang dulu harus melewati dirinya, namun tak pernah ia publikasikan.
“Karena ujiannya di sana,” katanya. “Apalagi yang terbayang di wajah saya adalah cucu saya. Bagaimana kalau suatu hari ada apa-apa dengan diri saya?”
Menurutnya, sistem yang baik hanya bisa berjalan jika pejabatnya juga berniat bersih. “Godaannya tidak kecil, tapi semua kembali ke diri sendiri,” pungkasnya.***
Rekrutmen PPSU di Jakarta Dibuka Hari Ini, Cek Syarat dan Tahapannya
MEGAPOLITAN Jun 23, 2025Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Lirik Sholawat Waqtu Sahar, Lengkap dengan Terjemahan
SISI LAIN Jan 29, 2024Filosofi Iket Sunda yang Penuh Makna
SENI BUDAYA Mar 03, 2024Melepas Penat di Situ Ciranca Majalengka, Sejuknya Kemurnian Air Pegunungan
DESTINASI Apr 04, 2025
Comments 0