Diterjang Abrasi, Herzaky Desak Tambahan Pengaman Pantai di Perbatasan Sambas

KOSADATA — Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Herzaky Mahendra Putra, menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan percepatan pembangunan pengaman pantai tambahan di Desa Matang Danau, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, yang selama ini terdampak abrasi parah akibat gelombang laut.

Pernyataan itu disampaikan Herzaky usai meninjau langsung kawasan pesisir perbatasan Indonesia–Malaysia tersebut. Ia menempuh perjalanan darat selama lebih dari enam jam dari Kota Pontianak untuk menyaksikan kondisi di lapangan.

“Kita akan perjuangkan juga titik di sana, sepanjang 400 meter. Sesuai perintah Bapak Presiden, kita harus menjaga lingkungan. Ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo. Memang belum masuk perencanaan tahun ini, tapi akan kita coba dorong agar bisa disegerakan,” ujar Herzaky dalam keterangannya, Kamis, 10 Juli 2025.

Dalam tinjauan itu, Herzaky menyebut wilayah perbatasan seperti Matang Danau mesti dilihat sebagai beranda negara, bukan daerah pinggiran yang dibiarkan.

“Seperti kata Pak Prabowo, ini bukan daerah belakang. Kalau dekat perbatasan, justru ini yang disebut beranda negara. Harusnya menjadi komitmen kita ke depan untuk lebih memperhatikan daerah-daerah perbatasan,” tegasnya.

Herzaky juga menyoroti bahwa proyek pengaman pantai memberi dampak ekonomi nyata, tak hanya lingkungan. Ia mengapresiasi pendekatan teknis yang dilakukan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I, termasuk penggunaan struktur beton besar yang dirakit langsung di lokasi proyek.

“Struktur beton 80x80x80 cm dengan berat satu ton dibuat di lokasi, sehingga menyerap tenaga kerja lokal. Ini menjaga lingkungan, tapi juga membuka peluang ekonomi,” jelas Herzaky.

Kepala Satker BWS Kalimantan I, Rusly Effendi Hartono, yang turut mendampingi kunjungan, menjelaskan bahwa pembangunan pengaman pantai di kawasan Sambas sudah dilakukan bertahap