Foto: Pixabay/PDPics
KOSADATA – Indonesia mencatatkan 408.661 kasus kanker baru pada tahun 2022, dengan angka kematian mencapai 242.099, lebih dari 50 persen dari total kasus yang ada. Dari angka tersebut, lima jenis kanker yang paling sering ditemukan pada masyarakat Indonesia adalah kanker payudara, paru, serviks, kolorektal (usus besar dan rektum), serta hati.
Tanpa adanya langkah intervensi yang tepat, jumlah kasus diprediksi akan meningkat sebesar 63% antara tahun 2025 hingga 2040, yang akan membebani sistem kesehatan masyarakat.
Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, dr. Mardiah Suci Hardianti, SpPD-KHOM, Ph.D., mengungkapkan bahwa data dari register kanker RSUP Dr Sardjito menunjukkan sebanyak 48.429 kasus kanker baru sepanjang 2008 hingga 2021.
"Kasus yang ditemukan didominasi oleh kanker payudara, kolorektal, serviks, ovarium, dan limfoma non-Hodgkin," katanya dilansir dari laman resmi UGM, Kamis (13/2/2025). Ia juga menambahkan bahwa 62,9% dari kasus tersebut adalah perempuan dengan rentang usia 31 hingga 70 tahun.
Selain itu, Mardiah juga menyoroti sejumlah jenis kanker yang sering menyerang usia muda, seperti leukemia akut, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, kanker tulang (osteosarkoma dan ewing sarkoma), tumor otak (medulloblastoma dan glioma), serta kanker testis dan melanoma. "Ada banyak faktor yang berpengaruh, seperti paparan radiasi ultraviolet dan bahan kimia, infeksi virus Epstein Barr, serta faktor kerentanan individu dan gangguan sistem imun," ujarnya.
Tingginya angka kematian akibat kanker, menurut Mardiah, sering kali disebabkan oleh keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan. Ia menekankan pentingnya deteksi dini untuk menemukan kanker pada stadium awal. "Deteksi dini sangat penting untuk menemukan kasus dengan stadium awal, sehingga dapat mengurangi jumlah pasien yang terdiagnosis kanker pada stadium lanjut," ujar Mardiah. Ia memberikan contoh pada kanker payudara, yang jika ditemukan pada stadium dini, tingkat keberhasilan pengobatan dapat mencapai 90%. "Namun, jika ditemukan pada stadium lokal lanjut, tingkat kesintasan lima tahunnya hanya sekitar 50%," jelasnya. "Jika kanker payudara sudah berada pada stadium metastatik, atau telah menyebar ke organ jauh, kesintasan lima tahun hanya kurang dari 20%."
Beberapa gejala awal kanker yang sering terabaikan antara lain adalah benjolan pada payudara yang tidak terasa nyeri namun semakin membesar, batuk dan sesak napas terus-menerus yang bisa berhubungan dengan kanker paru, serta pendarahan dari anus yang bisa menjadi tanda kanker usus. "Pada kanker usus, terjadi perubahan pola pada sistem pencernaan seperti buang air besar yang disertai darah, konstipasi, dan juga diare," ungkapnya. Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah pendarahan dari area kewanitaan yang bisa menjadi tanda kanker leher rahim, serta adanya darah dalam urin yang berpotensi menjadi gejala kanker saluran kemih, seperti kanker ginjal atau kandung kemih.
Mardiah juga menjelaskan bahwa penurunan berat badan yang drastis tanpa alasan yang jelas serta kelelahan yang berkepanjangan bisa menjadi tanda kanker, karena adanya peningkatan metabolisme tubuh. "Badan mudah terasa letih dan lemas berkepanjangan, juga menjadi salah satu tanda kanker bila disertai dengan tanda dan gejala yang lain," tambahnya.
Terkait fasilitas layanan kanker, Mardiah mengungkapkan bahwa jumlahnya masih sangat terbatas di Indonesia. "Fasilitas layanan kanker yang menyediakan fasilitas dan tenaga ahli lintas bidang yang bekerja dalam satu tim multidisiplin untuk pelayanan kanker terbaik masih sangat terbatas di Indonesia," ujarnya. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya skrining dan deteksi dini untuk menurunkan jumlah pasien kanker stadium lanjut.
"Skrining dan deteksi dini menjadi solusi penting agar jumlah pasien kanker stadium lanjut dan akhir menjadi semakin menurun jumlahnya," tegasnya.
Mardiah juga mengingatkan agar masyarakat menjaga gaya hidup sehat. "Jangan lupa, lakukan cek kesehatan secara berkala, tidak merokok, rajin berolahraga dan melakukan aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat yang cukup, dan pandai mengelola stres merupakan hal-hal yang sangat dianjurkan untuk pencegahan penyakit tidak menular termasuk kanker," pungkasnya.***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Melepas Penat di Situ Ciranca Majalengka, Sejuknya Kemurnian Air Pegunungan
DESTINASI Apr 04, 2025Filosofi Iket Sunda yang Penuh Makna
SENI BUDAYA Mar 03, 2024Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0