Pengembangan biomassa sebagai bahan bakar pengganti batubara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tidak hanya meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT), namun juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal. Foto: Humas PLN
Selain mengurangi emisi karbon, penerapan teknologi co-firing biomassa ini juga mendukung prinsip keberlanjutan dalam aspek Environmental, Social, and Governance (ESG), dengan mendorong efisiensi dan penggunaan sumber daya yang lebih berkelanjutan.
“Biomassa berpotensi menciptakan ekonomi sirkuler melalui pemanfaatan limbah pertanian, perkebunan, dan kehutanan yang sebelumnya tidak bernilai. Selain itu, program ini juga mampu merevitalisasi lahan-lahan kritis agar lebih produktif dan hijau,” tambah Darmawan.
Pada 2025, PLN menargetkan perluasan teknologi co-firing biomassa ke 52 PLTU dengan proyeksi kebutuhan biomassa mencapai 10,2 juta ton per tahun. PLN berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan melalui program Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu.***
Rekrutmen PPSU di Jakarta Dibuka Hari Ini, Cek Syarat dan Tahapannya
MEGAPOLITAN Jun 23, 2025Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Lirik Sholawat Waqtu Sahar, Lengkap dengan Terjemahan
SISI LAIN Jan 29, 2024Filosofi Iket Sunda yang Penuh Makna
SENI BUDAYA Mar 03, 2024Melepas Penat di Situ Ciranca Majalengka, Sejuknya Kemurnian Air Pegunungan
DESTINASI Apr 04, 2025
Comments 0