Efesiensi Anggaran Berisiko Perlambat Pertumbuhan Ekonomi Desa dan Sektor Pertanian

Ida Farida
Feb 18, 2025

Foto ilustrasi: DJK

yang akan menambah beban perekonomian nasional. 

 

“Jika produksi dalam negeri berkurang dan kita terpaksa mengimpor, namun pasokan barang tidak tersedia, ini akan sangat berbahaya bagi stabilitas ekonomi Indonesia," katanya mengingatkan.

 

Tak hanya sektor pertanian, program penguatan ekonomi desa yang dikelola melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) juga terancam terdampak. Dengan pemangkasan anggaran, banyak Bumdes yang berpotensi kehilangan pendampingan dan pembinaan. Banyak desa yang telah mulai mengembangkan sektor ekonomi mandiri seperti pengolahan sampah, minyak jelantah, hingga desa wisata. 

 

Namun, tanpa dukungan anggaran yang memadai, desa-desa ini bisa kehilangan daya saingnya. “Jika pendampingan berkurang, desa-desa ini akan kesulitan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan perekonomiannya,” ujar Bambang.

 

Bambang menegaskan bahwa pemotongan anggaran seharusnya tidak dilakukan pada sektor-sektor yang berhubungan langsung dengan kehidupan masyarakat kecil, terutama di pedesaan. Ia mendorong pemerintah untuk menemukan solusi yang lebih berpihak pada petani dan desa, seperti memperkuat inovasi lokal, memberikan insentif untuk usaha berbasis desa, serta memastikan alokasi dana yang mendukung pertumbuhan ekonomi pedesaan. 

 

“Pembangunan desa dan pertanian tidak boleh dikorbankan, karena dampaknya akan sangat luas bagi stabilitas ekonomi dan sosial Indonesia,” pungkasnya.***

 


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0