FBR desak Gubernur Pramono terbitkan Pergub Lembaga Masyarakat Adat Betawi. Foto: ist
Ketua Umum FBR menegaskan bahwa Lebaran Betawi merupakan simbol persatuan dalam keberagaman. Ia mengingatkan bahwa harmoni Jakarta telah terjalin sejak lebih dari seabad silam, kala masyarakat Betawi menjadi saksi dan fasilitator awal gerakan kebangsaan Indonesia.
“Irama Jakarta itu ibarat musik tanjidor: ceria, terstruktur, dan menyatukan. Lebaran Betawi bukan hanya milik orang Betawi, tapi seluruh warga Jakarta,” kata Lutfi.
Dalam kesempatan itu, Lutfi yang juga Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta mengimbau pemerintah untuk tidak lagi terpaku pada upaya penyatuan organisasi masyarakat Betawi secara formal. Menurutnya, masing-masing ormas telah memiliki badan hukum dan dapat berjalan mandiri di bawah pembinaan Kesbangpol.
“Yang kita butuhkan bukan penyatuan formal, tapi penguatan kelembagaan adat Betawi yang inklusif dan representatif. Lewat Pergub, kita bicara masyarakat Betawi secara kolektif, bukan berdasarkan golongan,” ujarnya.
FBR berharap Lebaran Betawi 2025 tak sekadar menjadi ajang budaya semata, melainkan tonggak penting dalam pelestarian dan penguatan identitas masyarakat Betawi di tengah gempuran arus modernisasi Jakarta.***
Rekrutmen PPSU di Jakarta Dibuka Hari Ini, Cek Syarat dan Tahapannya
MEGAPOLITAN Jun 23, 2025Lirik Sholawat Waqtu Sahar, Lengkap dengan Terjemahan
SISI LAIN Jan 29, 2024Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Filosofi Iket Sunda yang Penuh Makna
SENI BUDAYA Mar 03, 2024Melepas Penat di Situ Ciranca Majalengka, Sejuknya Kemurnian Air Pegunungan
DESTINASI Apr 04, 2025
Comments 0