Yogyakarta diprediksi jadi tujuan wisatawan favorit libur lebaran tahun ini. foto: ist
Namun, Destha mengingatkan adanya potensi gangguan cuaca selama masa libur Lebaran. Mengacu pada data BMKG DIY, cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan petir masih mungkin terjadi hingga awal April 2025. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kesiapan pemerintah daerah dan pengelola wisata dalam menghadapi kondisi tersebut.
"Upaya preventif perlu diutamakan, mulai dari memastikan tidak ada genangan air, mengelola sampah dengan baik, hingga pemeriksaan rutin terhadap kondisi pohon untuk meminimalisasi risiko bencana," tegasnya.
Destha juga menyoroti pentingnya penyusunan contingency plan atau rencana kontinjensi yang melibatkan koordinasi lintas sektor, termasuk keamanan dan kesehatan. Langkah ini dinilai krusial demi menjaga keselamatan dan kenyamanan wisatawan.
Ia mengapresiasi inovasi yang telah dilakukan oleh sejumlah pihak di DIY, seperti Pemerintah Kabupaten Sleman yang mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Sleman Tangguh Bencana (SIMANTAB) sebagai platform informasi kebencanaan. Inisiatif serupa juga muncul di tingkat desa, seperti aplikasi early warning system yang digagas pengelola Desa Wisata Dewi Mulia Srimulyo, Bantul, guna memantau ketinggian muka air sungai dan mengantisipasi risiko banjir.
"Langkah-langkah adaptif seperti ini perlu diperluas sebagai bagian dari kesiapan destinasi wisata menghadapi situasi tak terduga," pungkasnya.***
Rekrutmen PPSU di Jakarta Dibuka Hari Ini, Cek Syarat dan Tahapannya
MEGAPOLITAN Jun 23, 2025Lirik Sholawat Waqtu Sahar, Lengkap dengan Terjemahan
SISI LAIN Jan 29, 2024Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Filosofi Iket Sunda yang Penuh Makna
SENI BUDAYA Mar 03, 2024Melepas Penat di Situ Ciranca Majalengka, Sejuknya Kemurnian Air Pegunungan
DESTINASI Apr 04, 2025
Comments 0